• Implementasi Konsep Green Computing di Kampus

    Green computing adalah suatu kajian dan praktik penggunaan sumber daya komputer. Dijaman yang serba canggih ini perlu adanya green computing yang membuat komputer semakin efisien dan ramah lingkungan. Dan juga kita perlu adanya implementasi tentang hal tsb. Sebenarnya tidak susah untuk kita menerapkan konsep green komputing, apalagi di kampus dimana kita belajar. Perlu sekali digalakkan adanya green compuing di kampus – kampus. Disini ada beberapa contoh konsep penerapan green computing di kampus, diantaranya :
    1.      Hemat Energy
    Dijaman sekarang ini memang semua peralatan listrik memakai sistem hemat energy. Begitu juga dengan komputer. Komputer juga harus hemat energy. Semisal kita tidak menggunakan banyak energy listrik yang tersedia, kita dapat menghematnya lebih dari 200%. Dan juga jika sudah selesai menggunakan peralatan listrik, jangan lupa untuk mematikannya, agar lebih dapat menghemat energy.
    2.      Paperless
    Mungkin banyak yang sudah tau apa itu paperless. Ya, semacam program dimana saat kita mengumpulkan tugas dari dosen tidak memakai kertas. Hal ini dilakukan agar pohon – pohon yang menjadi sumber oksigen kita tidak habis. Bayangkan, manusia membuat kertas dan menuliskannya pada kertas itu “DILARANG MENEBANG POHON SEMBARANGAN”. Sama saja kita menghabiskan banyak pohon di bumi ini. Maka dari itu, program paperless sangat dibutuhkan saat ini dikampus – kampus. Jadi kita tidak menggunakan kertas, melainkan mengumpulkan tugas melalui online. Melalui sebuah situs yang dibuat oleh dosen – dosen.
    Contoh program paperless :
    a)      Elena (elena.unnes.ac.id)
    Adalah suatu situs online yang dibuat oleh dosen pengampu Green Computing. Situs ini dapat berguna untuk mengumpulkan tugas yang berkaitan dengan mata kuliah tersebut. Dan juga dapat melihat materi – materi yang diajarkan dikelas, jika kita tidak jelas. Kita juga dapat mendownloadnya untuk belajar lebih dalam lagi mengenai Green Computing. Jadi kita dapat memanfaatkan situs ini dengan sebaik – baiknya.
    b)      Sikadu (akademik.unnes.ac.id)
    Adalah sebuah situs yang menginformasikan semua informasi mengenai sistem yang ada di kampus UNNES. Disitus ini juga dapat mengetahui jadwal kuliah kita, dapat memesan KRS, jika sudah lolos ke semester selanjutnya, dll. Disitus ini juga dapat mengetahui nilai kita selama disemester yang terkait. Dan juga dapat mengetahui apa saja yang kurang tentang nilai kita tsb.
    c)      Edmodo (edmodo.com)
    Ini adalah sebuah situs yang bermanfaat bagi mahasiswa yang mengikuti mata kuliah PTI. Situs ini juga hampir mirip dengan elena. Dapat digunakan untuk mengumpulkan tugas yang diberi oleh dosen pengampu PTI. Disitus ini juga dapat berkomunikasi dengan dosen pengampu jika belum jelas dengan materi yang bersangkutan.
    3.      Software yang Efisien

    Sekarang ini banyak sekali software yang berada di pasaran. Dan mungkin ada beberapa software yang ramah lingkungan. Perlu sekali software yang ramah lingkungan karena tidak akan menyebabkan efek yang berpengaruh kepada lingkungan. Jika software sekarang tidak ramah lingkungan, akan banyak menyebabkan pengaruh pada lingkungan. Maka dari itu, software sekarang harus ramah lingkungan supaya lebih efisien dan lebih nyaman digunakan oleh para user.

    Implementasi Konsep Green Computing di Kampus

    0
  • TERMINAL SERVER

    Sebuah server terminal (juga disebut sebagai server serial atau konsol server akses server jaringan) memungkinkan organisasi untuk menghubungkan perangkat dengan antarmuka serial RS-232, RS-422 atau RS-485 ke jaringan area lokal (LAN). Produk dipasarkan sebagai server terminal dapat menjadi perangkat yang sangat sederhana yang tidak menawarkan fungsionalitas keamanan, seperti enkripsi data dan otentikasi pengguna. Skenario aplikasi utama adalah untuk memungkinkan perangkat serial untuk mengakses aplikasi jaringan server, atau sebaliknya, di mana keamanan data pada LAN umumnya tidak menjadi masalah. Ada juga banyak server terminal di pasar yang memiliki fungsi keamanan yang sangat canggih untuk memastikan bahwa hanya personil yang berkualitas dapat mengakses berbagai server dan bahwa setiap data yang dikirimkan melalui LAN, atau melalui Internet, dienkripsi. Biasanya perusahaan yang memerlukan server terminal dengan fungsi-fungsi canggih ingin kontrol jarak jauh, memantau, mendiagnosa dan memecahkan masalah peralatan melalui jaringan telekomunikasi.
                SEJARAH
    Secara historis , terminal server adalah perangkat yang melekat pada serial RS - 232 perangkat, seperti " layar hijau " terminal teks atau printer serial, dan diangkut lalu lintas melalui TCP / IP , Telnet , SSH atau protokol khusus vendor jaringan lain ( misalnya LAT ) melalui koneksi Ethernet .
    Digital Equipment Corporation DECserver 100 (1985) , 200 (1986) dan 300 (1991) adalah contoh awal dari teknologi ini . ( Versi awal dari produk ini , yang dikenal sebagai DECSA Terminal Server sebenarnya tes - tempat tidur atau bukti -of- konsep untuk menggunakan protokol LAT proprietary dalam jaringan produksi komersial . ) Dengan diperkenalkannya murah komponen memori flash, kemudian DECserver Digital 700 (1991) dan 900 (1995) tidak lagi bersama dengan unit mereka sebelumnya perlu men-download perangkat lunak mereka dari " beban tuan rumah " ( biasanya VAX Digital atau Alpha ) dengan menggunakan Digital proprietary Operasi Pemeliharaan Protocol ( MOP ) . Bahkan , produk-produk terminal server nanti juga termasuk memori flash jauh lebih besar dan dukungan penuh untuk Telnet bagian dari protokol TCP / IP suite.
    Banyak perusahaan lain memasuki pasar terminal server dengan perangkat pre-loaded dengan perangkat lunak sepenuhnya kompatibel dengan LAT dan Telnet . Beberapa produsen menyatakan secara khusus mereka telah ditiru Digital terminal - manajemen server command - set . Selain tetap mempertahankan kemampuan yang lebih tua terminal - server untuk mendapatkan kode run-time mereka dari host beban , paling bisa bootstrap dari on-board memori flash atau dari floppy drive di server terminal . Beberapa server terminal dapat bertindak sebagai beban host untuk satu sama lain , orang akan memegang kode pada PCMCIA kartu flash dan melayani yang lain .
                PENGGUNAAN MODERN
    Sebuah " terminal server " digunakan banyak cara , tetapi dari rasa dasar jika pengguna memiliki perangkat serial dan mereka perlu untuk memindahkan data melalui LAN , ini adalah produk yang mereka butuhkan .
    Raw socket TCP koneksi: Sebuah baku TCP koneksi soket yang dapat dimulai dari server terminal atau dari host / server jauh . Ini bisa menjadi point- to-point atau bersama, di mana perangkat serial ( seperti pembaca kartu , scanner , pembaca kode bar , timbangan berat badan , dll) dapat dibagi di antara beberapa perangkat . Sesi TCP dapat dimulai dari server aplikasi TCP atau dari server terminal .
    UDP Raw socket koneksi: Untuk digunakan dengan aplikasi berbasis UDP , server terminal dapat mengkonversi data peralatan serial untuk transportasi di seluruh paket UDP secara point- to-point atau dibagi di beberapa perangkat .
    Manajemen konsol - reverse Telnet , reverse SSH : Dalam terminologi manajemen konsol , pengguna dapat menggunakan Telnet terbalik atau SSH untuk menghubungkan ke perangkat serial. Mereka menjalankan Telnet atau SSH pada klien mereka ( PC ) dan melampirkan ke server terminal , kemudian menyambung ke perangkat serial. Dalam aplikasi ini , server terminal juga disebut server konsol karena mereka digunakan untuk menghubungkan ke konsol port yang ditemukan pada produk seperti router , PBXes , switch dan server ( Linux atau Sun ) . Idenya adalah untuk mendapatkan akses ke alat-alat melalui port konsol mereka .
    Menghubungkan aplikasi berbasis serial dengan COM / TTY port driver : Banyak aplikasi perangkat lunak telah ditulis untuk berkomunikasi dengan perangkat yang langsung terhubung ke serial port server COM ( mesin perakitan robot , scanner , pembaca kartu , sensor , analisa darah , dll ) . Perusahaan mungkin ingin jaringan aplikasi ini karena perangkat yang langsung terhubung ke COM port server perlu dipindahkan ke lokasi agak jauh dari server aplikasi . Karena aplikasi asli dirancang untuk berbicara langsung ke port COM tertentu , solusi mulus untuk kedua aplikasi dan perangkat harus dilaksanakan untuk dapat berkomunikasi antar jaringan IP . Yaitu solusi yang membuat aplikasi pikir itu berbicara langsung ke port COM . Dalam aplikasi ini , port serial dapat dihubungkan ke server jaringan atau workstation yang menjalankan software COM Port redirector beroperasi sebagai port COM virtual. Banyak vendor terminal server termasuk port COM redirector software dengan server terminal mereka . Kebutuhan Aplikasi ini paling sering terjadi pada lingkungan Windows, tetapi juga ada di Linux dan Unix lingkungan .
    Serial tunneling antara dua perangkat serial: Serial tunneling memungkinkan pengguna untuk membangun link di Ethernet ke port serial pada server terminal lain .
    Kembali ke belakang : Aplikasi ini dirancang untuk memecahkan masalah kabel . Sebagai contoh, pengguna perlu untuk menggantikan RS - 232 , RS - 422 atau RS - 485 kawat dan menjalankan data mereka over Ethernet tanpa membuat perubahan ke server atau perangkat serial utama , pengguna ingin mengganti jaringan leased line modem paralel dengan jaringan Ethernet paralel mereka , atau seseorang memiliki pick dan tempat mesin yang menempatkan IC pada papan , dan mereka ingin pindah server ke ruang belakang di mana peralatan tersebut akan aman dari kerusakan . Aplikasi ini sangat ideal di mana perangkat tersebut ada dengan aplikasi yang ditulis untuk mengumpulkan informasi dari perangkat ( sama dengan sensor ) . Aplikasi ini memungkinkan mereka untuk menghilangkan kabel . Hal ini dapat juga digunakan dengan perangkat industri ( Allen - Bradley , Siemens , Modbus ) sehingga perangkat tersebut dapat dijalankan secara transparan di seluruh jaringan .

    Virtual modem : modem Virtual adalah contoh lain dari aplikasi back- to-back . Ini dapat digunakan untuk menggantikan modem tetapi masih menggunakan perintah set AT . Sebuah alamat IP diketik ke perintah AT set bukan nomor telepon dari perangkat serial .

    Terminal Server

    0
  • RESOURCES ALLOCATION

    Alokasi sumber daya yang digunakan untuk menetapkan sumber daya yang tersedia secara ekonomi. Ini adalah bagian dari manajemen sumber daya. Dalam manajemen proyek, alokasi sumber daya adalah penjadwalan kegiatan dan sumber daya yang diperlukan oleh kegiatan tersebut sementara mempertimbangkan baik ketersediaan sumber daya dan waktu proyek.
                PERENCANAAN STRATEGIS
    Dalam perencanaan strategis, alokasi sumber daya adalah rencana untuk menggunakan sumber daya yang tersedia, misalnya sumber daya manusia, terutama dalam waktu dekat, untuk mencapai tujuan untuk masa depan. Ini adalah proses mengalokasikan sumber daya di antara berbagai proyek atau unit bisnis.
    Rencana ini memiliki dua bagian: Pertama, ada keputusan alokasi dasar dan kedua ada mekanisme kontinjensi. Keputusan alokasi dasar adalah pilihan yang item untuk mendanai dalam rencana, dan apa tingkat dana itu harus menerima, dan yang meninggalkan didanai: sumber daya yang dialokasikan untuk beberapa item, tidak kepada orang lain.
    Ada dua mekanisme kontinjensi. Ada peringkat prioritas item dikecualikan dari rencana, menunjukkan item yang untuk mendanai jika lebih banyak sumber daya harus menjadi tersedia, dan ada ranking prioritas beberapa item yang termasuk dalam rencana, menunjukkan item mana yang harus dikorbankan jika total dana harus dikurangi .
                Resource Leveling
    Tujuan utamanya adalah untuk kelancaran kebutuhan sumber daya dengan menggeser pekerjaan slack di luar periode persyaratan puncak . Beberapa metode dasarnya meniru apa scheduler manusia akan lakukan jika ia punya cukup waktu , yang lain menggunakan perangkat yang tidak biasa atau prosedur yang dirancang khusus untuk komputer . Mereka tentu saja tergantung untuk keberhasilan mereka pada kecepatan dan kemampuan komputer elektronik . Apa untuk menghasilkan alokasi sumber daya di antara kekhawatiran penggunaan alternatif . Ekonomi harus mengalokasikan jenis barang dan jasa yang akan menghasilkan kepuasan terbesar bagi konsumen . Setelah masalah pertama terpecahkan , kita dihadapkan dengan masalah kedua , CARA UNTUK MENGHASILKAN . Ada beberapa cara teknis mungkin komoditas dapat dibuat . Sebuah kriteria dasar yang digunakan dalam menentukan teknik terbaik adalah bahwa produsen harus menghindari metode yang tidak efisien . Produksi dikatakan efisien bila mungkin untuk mengalokasikan sumber daya dan , sebagai hasilnya , menghasilkan lebih dari setidaknya satu baik tanpa menghasilkan kurang dari barang lain . Informasi ini sangat kuat dan membantu untuk pemula .
                ALGORITMA
    Alokasi sumber daya dapat diputuskan dengan menggunakan program komputer yang diterapkan ke domain tertentu untuk secara otomatis dan dinamis mendistribusikan sumber daya kepada pemohon.
    Hal ini terutama sering terjadi pada perangkat elektronik yang didedikasikan untuk routing dan komunikasi. Sebagai contoh, alokasi saluran dalam komunikasi nirkabel dapat diputuskan oleh stasiun base transceiver menggunakan algoritma yang sesuai. [2]
    Salah satu kelas algoritma alokasi sumber daya adalah kelas lelang, dimana pemohon tawaran untuk sumber daya terbaik (s) sesuai dengan keseimbangan mereka "uang", seperti dalam sebuah model bisnis lelang online (lihat juga melelang teori). Sebuah studi oleh Emmanuel Yarteboi Annan menunjukkan bahwa hal ini sangat penting dalam sektor alokasi sumber daya.

    Dalam satu kertas pada alokasi slice waktu CPU algoritma lelang dibandingkan dengan penjadwalan proporsional.

    RESOURCES ALOCATION

    0
  • Telecommuting atau Telework adalah model atau perjanjian kerja di mana karyawan memperoleh fleksibilitas bekerja dalam hal tempat dan waktu kerja dengan bantuan teknologi telekomunikasi.
    Dengan kata lain, kegiatan bepergian ke kantor atau tempat kerja digantikan dengan hubungan telekomunikasi. Dengan sistem ini, banyak karyawan yang pada akhirnya bekerja di rumah, sementara lainnya, yang lazim disebut pekerja nomaden (nomad workers) atau web commuters menggunakan teknologi komunikasi untuk bekerja dari kafe atau tempat lain yang nyaman bagi mereka. Telework, di sisi lain, merupakan istilah yang bermakna lebih luas lagi. Telework merujuk pada penggantian segala bentuk teknologi telekomunikasi yang terkait dengan pekerjaan-yang-perlu-bepergian, yang pada akhirnya mengurangi hambatan jarak dengan telecommuting. Seseorang yang ber-telecommuting biasa disebut dengan “telecommuter”. Motto yang sering didengungkan oleh para telecommuter adalah “pekerjaan adalah sesuatu yang kita lakukan, bukan dan bukan tujuan bepergian.”
    Agar telecommuting dapat berjalan dengan baik, diperlukan gaya manajemen yang baik, yang didasarkan dan ditujukan pada hasil, bukan pengamatan yang mendetil dari masing-masing karyawan secara individual. Hal ini menunjuk pada manajemen berbasis tujuan (management by objectives) yang bertolakbelakang dengan manajemen berbasis observasi (management by observation). Istilah telecommuting dan telework sendiri mulai berkembang pada tahun 1973. Penggagasnya bernama Jack Nilles.

    Statistik Telecommuting
    Di Amerika Serikat, diperkirakan lebih dari lima puluh juta karyawan (kurang lebih 40% dari keseluruhan populasi dapat bekerja dari rumah, setidaknya untuk beberapa hari dalam seminggu hari kerja). Pada tahun 2008, hanya 2,5 juta karyawan (di luar angka wirausahawan) menganggap rumah sebagai tempat utama melakukan pekerjaan dan bisnisnya.
    Telecommuter musiman—orang-orang yang bekerja dari tempat yang jauh (meski tak selalu dari rumah)—di Amerika Serikat hingga tahun 2008 mencapai angka 17,2 juta orang[6].
    Hingga kini, sangat sedikit perusahaan yang mempekerjakan sebagian besar karyawannya dari rumah sehari penuh. Perkecualian perlu diberikan pada industri call center yang mempekerjakan ribuan pekerja rumahan. Bagi mayoritas karyawan, pilihan untuk bekerja di rumah dilihat sebagai sebuah keuntungan; kendati sebagian besar mereka tidak setiap hari dalam seminggu melakukannya.
    Pada tahun 2009, Kantor Manajemen Personil melaporkan sekitar 102.000 karyawan Federal melakukan telework. Hingga tiga tahun berikutnya, baik sektor publik maupun swasta, menurut pembuat kebijakan Teknologi Informasi di Amerika Serikat memprediksi adanya peningkatan telework hingga 65% untuk sektor publik dan 33% untuk sektor swasta atau privat.

    Teknologi
    Gagasan telecommuting berawal mula pada berkembangnya teknologi era 1970-an awal yang dapat menyambungkan kantor-kantor satelit ke perkotaan dan perumahan dengan dumb terminals dari saluran telepon sebagai jembatan jaringan (network bridge). Penyusutan biaya yang signifikan dan peningkatan performa serta kegunaan dari komputer pribadi menyebabkan desentralisasi lebih lanjut, dengan memindahkan kantor ke rumah-rumah. Pada tahun 1980 awal, kantor-kantor cabang dan pekerja rumahan dapat terhubung dengan perusahaan inti dengan menggunakan komputer pribadi dan emulasi terminal.
    Ihwal telework jarak jauh, proses ini difasilitasi oleh groupware, jaringan virtual privat, panggilan konferensi, video conferencing dan VoiceoverIP (VoIP). Akan sangat efisien dan bermanfaat bagi perusahaan manakala karyawannya diperbolehkan bekerja dengan jarak jauh. Hal ini membuat perusahaan bisa menekan pengeluaran dan mendapat pemasukan. Sebagaimana koneksi internet saat ini sudah menjadi sangat jamak di masyarakat, semakin banyak karyawan memiliki bandwidth yang memadai di rumah untuk digunakan sebagai sarana penghubung mereka dengan fasilitas intranet kantor dan jaringan telepon internal.
    LAN yang diadopsi mempromosikan keterbagian sumber daya, dan komputasi server-klien membuat lebih banyak lagi desentralisasi. Kini, telecommuters bisa menggunakan laptop bersama mereka untuk bekerja, baik di kantor maupun di rumah (dan hampir mungkin, di segala tempat). Meroketnya komputasi awan (cloud computing) dan ketersediaan teknologi Wi-Fi kian mempermudah akses ke server yang jauh melalui kombinasi dari hardware dan software yang bisa digunakan di mana saja.

    Keuntungan
    Aplikasi telecommuting menawarkan keuntungan yang besar bagi komunitas, karyawan, dan perusahaan. Bagi komunitas, telecommuting memungkinkan pengerjaan yang lebih utuh dan penuh (dengan meningkatkan kemampuan bekerja di lingkungan yang dekat, khususnya bagi mereka para orang tua yang bekerja di rumah, para penjaga, penyandang cacat, dan penduduk yang tinggal di tempat yang sangat jauh), mengurangi kemacetan dan kemungkinan kecelakaan, melegakan lalu lintas, mengurangi jumlah gas rumah kaca (GRK), menghemat bahan bakar, mengurangi penggunaan energi, memperbaiki kesiapan bencana, dan mereduksi target terorisme.
    Namun, untuk perusahaan, telecommuting bisa memperluas dan mengembangkan bakat karyawan, mengurangi atau menghambat penyebaran penyakit, mereduksi biaya, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi jejak keluaran karbon dan penggunaan energi, serta menawarkan metode yang terjangkau untuk melaksanakan Americans with Disabilities Act (ADA) tahun 1990, mengurangi pergantian dan absensi, memperbaiki moral karyawan, menawarkan kesinambungan operasionalisasi strategi, meningkatkan kemampuan karyawan untuk menangani pekerjaan melewati batas waktu, dan menguatkan kemampuan adaptasi budaya karyawan. Pekerja telework tetap dapat menghemat pengeluaran hingga USD 20.000 per karyawan.
    Guna telecommuting bagi individu, antara lain menciptakan keseimbangan antara bekerja dengan pekerjaan rumah dengan lebih baik, mengurangi pengeluaran karbon, menekan penggunaan bahan bakar, menciptakan libur baru dari 15 hingga 25 hari setahun, dan menghemat sekitar USD 4.000 hingga USD 21.000 per tahun untuk keperluan bepergian dalam kepentingan pekerjaan. Ketika harga bahan bakar diasumsikan rata-rata USD 3 per galon, karyawan yang rata-rata bekerja 5 hari dalam seminggu menghabiskan sekitar USD 138,8 per bulan hanya untuk biaya bahan bakar. Bilamana 53% dari seluruh pekerja kerah-putih tersebut bekerja telework selama 2 hari dalam seminggu, maka secara kolektif mereka melakukan penghematan 9,7 galon bahan bakar dan USD 38,2 milyar setahun.
    Telecommuting paruh-waktu dengan pekerjaan yang tepat (40%) dan keinginan untuk melakukannya (79%) akan menyelamatkan dan banyak membantu perusahaan, komunitas, dan karyawan lebih dari USD 650 milyar per tahunnya. Ini merupakan hasil dari peningkatan produktivitas, berkurangnya pengeluaran kantor, menurunnya absensi dan pergantian, berkurangnya aktivitas bepergian untuk kepentingan pekerjaan, berkurangnya kebutuhan perbaikan jalan, konsumsi bahan bakar semakin berkurang dan berbagai penghematan lainnya.

    ·         Dari Sisi Lingkungan
    Telecommuting mulai mendapat perhatian di Amerika Serikat setelah pada tahun 1996 dikeluarkan amandemen Clean Air Act yang ditujukan untuk mengurangi karbon dioksida dan perbaikan ozon hingga 25%[14]. Perjanjian tersebut meminta perusahaan mendorong karyawannya mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, lebih memilih kendaraan umum, mempersingkat hari kerja dalam seminggu, dan melakukan telecommuting. Pada tahun 2004, agen-agen negara Federal Amerika Serikat mendorong implementasi telecommuting. Akan tetapi, peraturan tersebut terancam sebab agen Federal tak dapat menyediakan pilihan-pilihan telecommuting bagi seluruh karyawan.
    Jika 40% populasi penduduk Amerika Serikat memiliki pekerjaan yang dapat dilakukan dengan telecommuting dan mau bekerja di rumah untuk hampir separuh dari total waktu kerjanya maka:
    Negara dapat menghemat 280.000.000 barel (atau sekitar 45.000.000 m3) bahan bakar minyak (setara dengan 37% impor minyak dari Teluk).
    Lingkungan dapat lebih terjaga dan terselamatkan dengan menarik sekitar 9 juta kendaraan secara permanen dari jalan.
    Potensi energi yang didapat dari penghematan penggunaan bahan bakar jika dijumlahkan akan setara dengan dua kali sediaan energi terbarukan Amerika Serikat saat ini.

    ·         Kepuasan Karyawan
    Fleksibilitas telework merupakan keuntungan tambahan yang diinginkan karyawan. Riset Robert Half International Financial Hiring Index pada tahun 2008, yang mensurvei 1.400 CFO menemukan 13% responden menganggap telework sebagai insentif perekrutan terbaik saat ini untuk akuntan profesional[16]. Pada survei sebelumnya, 33% menganggap telework sebagai insentif perekrutan terbaik dan separuh (50%) menganggap telework sebagai insentif perekrutan terbaik kedua.

    Permasalahan yang Mungkin Timbul
    ·         Kekhawatiran terbesar terkait telecommuting adalah: ketakutan akan kehilangan kontrol; 75% manajer menyatakan mempercayai karyawannya, namun sepertiganya mengaku perlu melihat kinerja karyawannya untuk memastikan segalanya baik-baik saja.
    ·         Hambatan yang menghambat gagasan telecommuting terus tumbuh adalah ketidakpercayaan terhadap karyawan dan ketidakterhubungan personal di antara para karyawan.
    ·         Telecommuting, bagi sebagian orang dilihat sebagai sebuah pelengkap dari bekerja di kantor dan bukan kegiatan utama.
    ·         Masalah keamanan juga perlu diperhatikan ketika mengimplementasikan telecommuting. Pada tahun 2006 terdapat kasus pencurian laptop salah seorang anggota departemen Federal Amerika Serikat. Meski anggota departemen tersebut bukan seorang telecommuter, kasus ini memunculkan kekhawatiran bekerja di luar tempat kerja. Sembilan puluh persen eksekutif menganggap telecommuting sebagai satu konsep yang sangat kurang dalam hal keamanan. Para eksekutif pun mempermasalahkan pekerjaan kecil yang dibawa dan dikerjakan di luar kantor oleh para non-telecommuter karena kurangnya pelatihan, alat, dan teknologi yang mereka miliki.
    ·         Beberapa manajer mungkin melihat telecommuting akan menurunkan performa kerja karyawan di bulan-bulan awal, sebab mereka harus menyesuaikan diri dengan kondisi kerja yang baru. Menurunnya kinerja karyawan saat melakukan telecommuting juga diduga diakibatkan oleh kurang memadainya fasilitas perkantoran di luar kantor. Dapat dikatakan hampir 70 menit setiap harinya di kantor akan dihabiskan dengan gangguan, bolak-balik ke tempat foto kopi, dan gangguan lainnya. Meski demikian, di sisi lain produktivitas telecommuter meningkat. Lebih dari dua pertiga karyawan dilaporkan mengalami peningkatan produktivitas manakala ber-telecommuting. Hasil survey CompTIA terhadap 212 pekerja dari berbagai sektor (Oktober, 2008).
    ·         Manajer lapangan tradisional umumnya tak terbiasa dengan hasil. Hal ini menyebabkan hambatan yang serius bagi perusahaan yang berupaya mengadopsi telecommuting di kantornya. Tanggung jawab dan kompensasi pekerja akan menjadi masalah utama pula. Perusahaan-perusahaan yang akan mengadopsi telecommuting hendaknya memeriksa masalah hukum lokal, isu-isu persatuan, dan hukum wilayah. Telecommuting pun memerlukan pelatihan dan pengembangan yang mencakup evaluasi, simulasi program, pertemuan tim, materi tertulis, dan forum. Pembagian informasi harus diselaraskan dengan kantor virtual dan proses penyelesaian konflik harus dikembangkan. Dukungan operasional dan administratif perlu didesain ulang untuk mendukung lingkungan kantor virtual. Fasilitas-fasilitas pun perlu ditinjau dan dikoordinasikan dengan baik. Kesimpulan manajer untuk mengimplementasikan telecommuting pada organisasi adalah untuk menerapkan pendekatan yang bertujuan “mengevaluasi, mengedukasi, mengorganisasi, dan menginformasi para karyawan”.
    ·         Bekerja secara telecommuting juga dapat berdampak negatif pada karir seseorang. Survei terkini terhadap 1.300 eksekutif di 71 negara mengindikasikan gagasan telecommuting tidak terlalu didukung. Karyawan yang lebih sering bekerja dengan telecommuting akan kurang dipromosikan dalam pekerjaaannya. Perusahaan tidak akan mempromosikan seseorang hingga seseorang tersebut secara konstan terlihat dan dapat diukur performanya.

    Telecommuting

    0
  • Efisiensi Algoritma

    Analisa yang paling sering dilakukan pada suatu algoritma adalah waktu proses. Menentukan waktu proses secara tepat merupakan pekerjaan yang sangat sulit karena waktu proses secata eksak sangat terhgantung pada implementasi algoritma dan perangkat keras yang dipakai. Analisa yang di inginkan untuk menyatakan efisiensi algoritma haruslah dibuat se umum mungkin sehingga bias dipakai  pada semua algoritma, terlepas dari implementasi dan juga compiler yang di pakai maupun perangkat keras yang digunakan. Akbiatnya analisa tidak dipakai pada waktu proses secata eksak. Kompleksitas algoritma cukup di nyatakan dalam order waktu proses (Big-Oh) secara fungsi jumlah data masukan yang diberikan. Dalam analisa tersebut kita menfokuskan diri pada operasi aktif yang merupakan pusat algoritma, yaitu bagian algoritma yang paling sering di eksekusi. Bagian-bagian lain seperti pemasukan data,penugasan (asigment), dan lain-lain dapat diabaikan karena bagian-bagian tersebut tidak sesering operasi aktif. Jumlah eksekusi operasi aktif itulah yang selanjutnya dihitung


    Contoh
    Perhatikan potongan program beikut ini yang menghitung jumlah n buah suatu bilangan ril



    Carilah operasi aktif program tersebut dan nyatakan order waktu dalam proses sebagai fungsi jumlah masukan (n)

    Penyelesaian
    Untuk mencari  operasi aktif, haruslah di tentukan beberapa kali program eksekusi pada tiap-tiap bagian.
    • Bagian a, eksukusi satu kali
    • Bagian b, merupakan bagian loop, kalang itu akan dip roses berdasarkan kenaikan harga I dari i=1             hingga i=n.jadi statement  sum=sum+v[i] akan dip roses sebanyak n kali sesuai dengan kenaikan harga i
    • Bagian c, akan di proses sekali

    Oleh karena bagian b merupakan bagian yang paling sering dip roses, maka bagian b merupakan operasi aktif. Bagian a dan c dapat diabaikan karena bagian-bagian tersebut tidak dip roses sesering bagian b
    Banyak kali bagian b diproses sama dengan banyak data yang dimasukan (=n). dengan demikian, program penjumlahan n buah bilangan rill memiliki order sebanding dengan n. dengan kata lain program memiliki O(n).


    Contoh 12.7
    Carilah order waktu proses bagian-bagian program berikut ini
    a.   for i=2 to n
      A=2*n +i*n
     End for

    b. for i=1 to n
      for j=1 to i
       A=n+i*j
      End for
     End for i

    c. for i=[n/2] to n
      A=n-1
     End for i

    Penyelesaian
    Jumlah penyelesaian statement  A=a*n+1*n mengikuti iterasi dalam I, yaitu dari i=2 hingga i=n. jadi sebanyak (n-2) + 1=(n-1) kali. Perhatikan bahwa  yang dipentingkan disini bukanlah berapa banyak nilai variable A tetapi frekuensi pemrosesan A, jadi Algoritma memiliki order O(n)

    Pada
    I=1, j berjalan 1 hingga 1 sehingga A dip roses 1 kali
    I=2, j berjalan 1 hingga 2 sehingga A dip roses 2 kali
    I=3, j berjalan 1 hingga 3 sehingga A dip roses 3 kali
    Dan seterusnya

    I=n, j berjalan 1 hingga n sehingga A di proses sebanyak n kali



    KOMPLEKSITAS ALGORITMA
    Sebuah pertanyaan yang sering muncul adalah “Seberapa  efisienkah suatu algoritma atau potongan kode?”
    Efisiensi tergantung dari beberapa hal, diantaranya:
    · Kinerja CPU
    · Kinerja Memori
    · Kinerja Disk
    · Kinerja Jaringan
    Semua aspek tersebut sangat penting, tapi makalah ini akan membahas mengenai poin pertama, yaitu CPU. Berhati-hatilah ketika membandingkan antara :
    1. Performa: Berapa banyak waktu / memori / disk yang digunakan ketika program berjalan. Tergantung dari mesin, compiler, dan kode.
    2. Kompleksitas: Apa yang akan terjadi ketika ukuran masalah semakin besar.
    Kompleksitas memengaruhi performa, namun tidak sebaliknya. Waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu baris kode / algoritma sebanding dengan operasi dasar yang dilakukan. 
    Beberapa contoh operasi dasar : 
    · Satu operasi aritmatika (misal: +, *)
    · Satu assignment
    · Satu ekspresi (misal: x==0)
    · Pembacaan input
    · Penulisan output (primitif)Beberapa algoritma melakukan jumlah operasi yang sama dalam setiap kali pemanggilannya. Algoritma seperti ini dikatakan memerlukan waktu yang konstan. Beberapa algoritma lain melakukan jumlah operasi yang berbeda, tergantung dari jumlah masukan pada parameter-nya. Misalnya, algoritma pemanggilan berurutan  (sequence), jumlah operasi yang dilakukan tergantung dari jumlah pemanggilan.  Parameter yang nilainya memengaruhi jumlah operasi yang dilakukan
    disebut problem size atau input size.
    Ketika kita mengukur kompleksitas suatu algoritma, kita bukan memerlukan jumlah operasi yang tepat, kita memerlukan bagaimana hubungan antara jumlah operasi tersebut dengan ukuran masalah  (problem size). Jika  problem size-nya  double, apakah jumlah operasi akan tetap dua kali lipat? Ataukah bekembang dengan cara tertentu? Untuk algoritma yang memerlukan waktu yang konstan, melipatgandakan ukuran masalah tidak memengaruhi jumlah operasi yang dilakukan. Lebih jauh lagi, biasanya kita tertarik dengan worst case, atau kasus terburuk; yaitu jumlah operasi terbanyak yang mungkin dilakukan sebuah algoritma untuk ukuran masalah yang diberikan (selain itu, terdapat juga kasus rata-rata –average case- dan kasus terbaik –best case-)

    MODEL PERHITUNGAN KEBUTUHAN WAKTU/RUANG

    Waktu/Ruang
    • Kita dapat mengukur waktu yang diperlukan oleh sebuah  algoritma dengan menghitung banyaknya operasi/instruksi yang dieksekusi. 
    • Jika kita mengetahui besaran waktu (dalam satuan detik)  untuk melaksanakan sebuah operasi tertentu, maka kita dapat menghitung berapa waktu sesungguhnya untuk melaksanakan algoritma tersebut.

    >>> Tipe data yang digunakan adalah :
    - integer
    - real
    Dua nilai yang sama dengan operator yang sama tetapi dengan variabel yang berbeda, maka terdapat perbedaan kecepatan / proses penyelesaiannya.
    Contoh :
    à 250 + 17 = 267 (lebih cepat dari)


    à 250.0 + 17.0 = 0.25*103 + 0.17*102
    = 0.25*103 + 0.017*103
    = (0.25+ 0.017)*103
    = 0.267*103
    = 267.0

    Algoritma yang Efisiensi

    0
  • - Copyright © 2013 Ade Blog Site - K-ON!! - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -